Water Seal Drainage (WSD)

Pipa toraks (chest tube) didefinisikan sebagai instrumen panjang berongga silindris transparan yang digunakan untuk mengeluarkan udara dan atau cairan dari rongga pleur. Penggunaan pipa toraks ini pertama dikenalkan oleh Buelau  pada tahun 1875, dan dipopulerkan oleh Kenyon pada tahun 1911 dan juga Monaldi. Pipa toraks ini dianjurkan transparan , tidak tidak kaku dan sebaiknya dengan lapisan silikon. Pipa toraks yang tersedia berukuran 20F, 22F, 24F, 26F, 28F, 30F, 32F.

Definisi : Suaru sistem drainase dengan menggunakan air
Fungsi : Mempertahankan tekanan negatif intrapleura / Cavum pleura
- Dewasa         : 12 – 15 cmH2O
- Anak             : 8 – 10 cmH2O

Kegunaan
 Terapi : drainase cairan rongga pleura.
 Pemantauan : mengetahui ada/tidaknya tindakan lebih lanjut

Jenis
Aktif
·         Kontinous suction, gelembung udara berasal dari udara sitim
·         Sistem 2 botol
I : menampung sekret
II : mengatur besar tekanan negatif botol I
·         Jenis : Draeger, MIzuho
Pasif : gelembung udara berasal dari cavum thoraks pasien

Macam :
Sistem 1 botol
Saat pemasangan ujung distal drain harus masuk air sedalam 2-3 cm dari permukaan air , agar material dari cavum pleura masih mudah keluar karena hanya tertahan oleh tekanan hidrostatis 2-3 cmH2O saja dan udara luar tidak bisa masuk cavum pleura karena tertahan air tersebut
Drain ini cukup baik untuk kasus Pneumotoraks.
Sistem 2 botol --> baik untuk Hematotoraks

Sistem 3 botol , dengan/tanpa Continuous suction
Syarat Pipa WSD
1. Transparan --> lihat undulasi
2. Lunak --> bisa dijepit bila ada jendalan darah
3. Tidak terlalu panjang
4. Besar --> aliran lancar

Lokasi Pemasangan
 SIC 5-6 sejajar linea axillaris anterior pada sisi yang sakit
 SIC 9-10 sejajar linea axillaria anterior (BUELAU)
 SIC 2-3 sejajar linea medio clavicularis (MONALDI)

Indikasi Pemasangan WSD
1. Pneumothoraks Spontan > 20%
2. Pneumotoraks <20% tetapi akan dipasang ventilator
  •  Bila udara tidak begitu banyak --> dilakukan pungsi pleura
  • Jika udara tertimbun lagi atau paru kolaps sampai 1/3 bagian --> indiksi WSD

3. Tension pneumothoraks
4. Hematothoraks
  • Moderat (350-1500 cc) --> pungsi dan diulang dalam 12 jam
  • Bila cairan timbul lagi --> WSD
  • Massif (>1500 cc) --> pasang WSD untuk evaluasi perdarahan tiap jam guna indikasi torakotomi

5. Hematopneumotoraks
6. Empyema  bila terapi punksi gagal
7. Iatrogenik pneumothoraks (progresif)
8. Penetrating chest injury
9. Trauma thoraks berat
10. Chylothoraks
11. Post Torakatomi
12. Bronchopleural fistula

Teknik Pemasangan :
• Tentukan tempat insersi , biasanya setinggi puting (sela iga v / iv) anterior linea mida xillaris pada area yang terkena.
• Disinfeksi medan operasi dengan alkohol dan betadin.
• Tutup dengan duk steril  Dilakukan lokal anestesi. kulit dan periosteum iga.
• Insisi transversal (horisontal) 2-3 cm pada tempat yang telah ditentukan dan diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat diatas iga. Dipasang jahitan penahan secara matras vertikal miring.
• Melalui insisi, dinding toraks ditembus dengan klem dengan cara menyusuri margo superior costa sampai ke cavum pleura. Tusuk pleura parietalis dengan ujung klem dan masukkan jari ke dalam insisi untuk mencegah melukai organ yang lain dan melepaskan perlekatan, bekuan darah dll. Catatan: pada hematotoraks akan segera menyemprot darah keluar, pada pneumotoraks keluar udara
• Klem ujung proleksimal pipa toraks dan dorong kedalam rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan
• Catatan: Harus selalu diperiksa terlebih dahulu, apakah pada pipa toraks sudah cukup dibuat /terdapat lubang-lubang samping, yang panjangnya kira-kira dari ujung pipa ke lubang kulit terakhir duapertiganya, dan yang lebih penting lubang terakhir harus di lubang rongga toraks.
• Dren toraks dipasang dan dilakukan fiksasi dengan jahitan matras yang telah disiapkan. Jahitan / benang diikatkan dengan pengikat berputar ganda, diakhiri simpul hidup.
• Dren toraks dihubungkan dengan botol WSD, memakai slang transparan Sambungkan ujung pipa toraks ke sistem wsd satu botol, dua botol atau pompa pengisap tekanan 14-20 cm H2O .
• Tutup luka operasi dengan kasa steril.
• Operasi selesai.
• Buat foto rontgen toraks

Komplikasi Pemasangan
Jika pemasangan pipa toraks tidak mengikuti cara / prosedur yang benar maka kadang-kadang terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut:
1. Laserasi atau menusuk organ intra toraks / abdomen yang dapat dicegah dengan tehnik jari sebelum dilakukan insersi.
2. Infeksi pleura (empiema)
3. Kerusakan syaraf intervostal, arteri dan vena
a. pneumotoraks menjadi hemotoraks
b. neuritis intercostal / neuralgia
4. Posisi pipa toraks yang keliru, extra toraks atau intra toraks (mis:kinking)
5. Lepasnya pipa toraks dari dinding dada, atau lepasnya dengan wsd.
6. Pneumotoraks persisten
a. kebocoran primer yang besar
b. kebocoran di kulit pipa toraks , pengisapan pipa toraks terlalu kuat
c. wsd bocor
7. Emfisema subcutis
8. Pneumotoraks rekuren sesudah pencabutan pipa toraks.
Penutupan luka torakostomi tidak segera dilakukan.
9. Gagalnya paru untuk mengembang akibat adanya plak broncus: perlu broncoscopis.
10. Reaksi anafilaktik atau alergi obat anestesi atau persiapan bedah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih masukannya